Kamis, 22 Februari 2018

Kumpulan Contoh Puisi Untuk Anak SD tentang Lingkungan

Kumpulan Contoh Puisi Anak SD tentang Lingkungan - Hai Sahabat Galeri Guru, Pada artikel kali ini admin mau mengumbulkan beberapa PUISI tentang pendidikan, yang berhasil admin himpun dari berbagai sumber yang mudah-mudah bermanfaat untuk sahabat Galeri Guru dimanapun berada.

Kumpulan Contoh Puisi Untuk Anak SD tentang Lingkungan

Puisi dikenal sebagai salah satu bentuk karya sastra dengan penyampaian bahasa yang ringkas, sarat akan makna, dan cenderung menggunakan ungkapan konotatif (bukan sebenarnya). Sedangkan puisi anak secara umum adalah puisi yang pada penggunaan bahasanya cenderung lebih sederhana jika dibandingkan oleh puisi yang dibuat oleh orang dewasa. Karya yang dibuat pun sesungguhnya adalah hasil imajinasi dari pemikirannya yang berada pada ranah seputar kehidupan dunia anak-anak.


Berikut ini adalah beberapa contoh puisi anak-anak yang bertemakan tentang lingkungan :

Contoh Puisi 1 :


Hamparan Hijau

Hamparan hijau terbentang luas
Darinya muncul kehidupan
Tanah subur penumbuh hasil bumi
Aneka satwa berkeliaran
Segalanya terkumpul dalam satu lingkungan
Hamparan hijau terbentang luas
Batang-batang kayu besar nan kuat elok dipandang mata
Tak hanya elok nan cantik rupanya
Batang besar pun mahal harganya

Hamparan hijau terbentang luas
Tersimpan kekayaan besar darinya
Hingga berbondong-bondong para penjahat berkapak
Penjahat berkapak kini tak lagi berkapak
Mesin-mesin gergaji bermata dua sebagai gantinya

Hamparan hijau terbentang luas
Semakin berkurang hamparannya
Akibat penjahat berkapak yang tak lagi berkapak
Satu dua pohon tumbang
Oleh raungan gergaji mesin bertuan penjahat

Hamparan hijau terbentang luas
Kini tak lagi terlihat hamparannya
Hanya hijau yang berlubang
Lambat laun tak lagi hijau
Semua tumbang tak tergantikan

Hamparan hijau terbentang luas
Kini menjadi hamparan luas berwarna suram
Tak ada lagi batang kayu kokoh nan kuat
Tak ada lagi sumber kehidupan
Tak ada lagi kumpulan hewan
Semua musnah akibat keserakahan
Para penjahat berkapak yang tak lagi berkapak

Oh Tuhan
Ampuni kami
Yang tak mensyukuri nikmat besar-Mu
Yang telah lalai tak menjaga hamaparan hijau-Mu
Yang telah merusak batang-batang kayu kokoh nan kuat milik-Mu

Oh Tuhan
Jangan hukum kami dengan bencana yang datang silih berganti
Akankah hamparan hijau akan terganti
Dengan hamparan hijau yang baru
Akankah banjir dan longsor ini
Akan mampu menghapus dosa-dosa kami

Oh Tuhan
Tumbuhkan kembali hamparan hijau-Mu
Untuk kehidupan kami
Dan anak cucu kami di masa mendatang

Contoh Puisi 2 :


Hutanku
Hutanku nan ribun
Hutanku yang hijau
Engkaulah paru-paru kami
Engkaulah pemberi nafas kehidupan ini
Oh Hutanku

Akan tetapi apa yang terjadi denganmu kini
Engkau tak lagi rimbun
Tak lagi hijau
Paru-paru kami pun telah rusak
Pemberi nafas kehidupan pun tengah sesak

Hutanku
Ada apakah denganmu kini
Kulihat dari kejauhan
Sekelompok orang sedang memotong-motong dirimu
menggunakan gergaji-gergaji besi yang amat besar
Gigi-gigi dan mata mereka berkilatan
Menyeringai menandakan keserakahan

Hutanku
Apakah yang terjadi denganmu kini
Kulihat dari kejauhan
Sekelompok orang membakar dirimu
Tangan-tangan mereka kotor dengan bekas abu dimana-mana
Tangan-tangan mereka juga kotor
Dengan lumpur dosa yang menghinakan
Mata dan gigi-gigi mereka juga menyeringai
Menampakkan ketamakan umat manusia

Hutanku
Tak adanya dirimu
Adalah kepunahan bagi kami
Tak adanya dirimu
Adalah kebinasaan bagi kami

Hutanku
Bilakah kau subur kembali
Bilakah kau rimbun kembali
Akan kujaga sampai mati
Jika kau mati
Maka kami pun akan mati


Contoh Puisi 3 :

Sampah

Kau adalah kumpulan benda terbuang
Keberadaanmu menimbulkan masalah
masalah lingkungan
masalah kesehatan
dan juga masalah-masalah lainnya

kau adalah wujud dari konsumtivitas tak terkendali
sekumpulan orang berusaha untuk memusnahkanmu
namun sayang seribu sayang
keberadaanmu adalah sebuah niscaya
yang menunjukkan bukti bahwa
manusia takkan pernah berhenti
menciptakanmu sebagai hasil dari kegiatan mereka
untuk bertahan hidup

kau adalah benda menjijikkan
mampukah kau enyah dari hidup kami
mampukah kau pergi dari rumah-rumah kami
lingkungan kami sekolah kami rumah ibadah kami
pergilah sejauh-jauhnya dari pandangan kami
namun apalah daya
keberadaanmu adalah niscaya

kau sebabkan ribuan bencana
kau hancurkan ribuan nyawa
kau sebabkan jutaan penyakit
dan kau hancurkan ribuan nyawa lagi
mampukah kau lenyap dari hidup kami
mampukah kau menghilang dari pandangan kami
namun sayang seribu sayang
keberadaanmu adalah niscaya

siapa engkau yang telah berani-beraninya
memasuki kehidupan kami
merusak tatanan hidup kami
merusak lingkungan kami
sebagian orang berupaya menghancurkanmu
namun apa daya
keberadaanmu adalah niscaya

sekolompok badut berdasi
berdiplomasi menarik simpati
berkoar-koar menebar janji
janji untuk dapat melenyapkanmu dari muka bumi
namun apa daya mereka
keberadaanmu adalah niscaya

sekelompok aktivis berkaca mata
dengan dedikasi dan semangat tinggi
berupaya untuk mengolahmu menjadi sesuatu
hingga hanya manfaat yang ada padamu
namun apalah daya
kerugian darimu adalah niscaya

sekelompok anak-anak kumal dan lusuh
mengais-ngais dirimu
berharap ada sesuatu bernilai darimu
namun apalah dirimu
engkau hanyalah benda terbuang
yang keberadaaanmu adalah niscaya

sekelompok cukong
mengumpulkan si pengais
berharap menjadikanmu sumber penghidupan
namun masih pula menimbulkan masalah
karena kerugian darimu
adalah niscaya

Contoh Puisi 4 :


Amarah sang Alam
amarah alam menegur sang penghuni bumi
banjir bandang maha dahsyat serta longsor tak terperi
amukan alam memaki makhluk perusak
sang perusak hanya terdiam tak berdaya
melihat kampung halamannya porak poranda

amarah alam menegur sang penghuni bumi
berbagai penyakit datang silih berganti
membersamai banjir yang menggenang berhari-hari
sang perusak hanya termenug
meratapi air bah setinggi bahu
membanjiri rumah dan kampung halamannya

amarah alam menegur sang penghuni bumi
berharap ia tersadar akan apa yang diperbuatnya
namun alam telah terlanjur marah diri
sang perusak hanya terdiam menunggu mati

Artikel Terkait